Robot Jadi Paling Diminati di Canton Fair yang Soroti Teknologi Pintar

Robot Jadi Paling Diminati di Canton Fair yang Soroti Teknologi Pintar

Sekumpulan robot inovatif dan canggih telah menjadi daya tarik besar dalam ajang Canton Fair ke-138 yang sedang berlangsung.

Pameran itu, yang secara resmi dikenal sebagai Pameran Impor dan Ekspor China (China Import and Export Fair), dibuka pada Rabu (15/10) pekan lalu di Kota Guangzhou, China selatan, mencatat rekor tertinggi lebih dari 32.000 peserta pameran.

Ini adalah kali kedua pameran tersebut menampilkan zona robot layanan, yang tahun ini menghadirkan 46 perusahaan robot layanan terkemuka guna memamerkan produk-produk berteknologi tinggi.

“China telah menjadi kekuatan utama dalam industri robot. Saya terkesan dengan keragaman dan kualitas robot-robot ini. Ada beberapa produk yang menurut saya akan disambut dengan dengan baik di negara-negara Timur Tengah, dan kami telah mulai berdiskusi dengan perusahaan-perusahaan China,” kata Muntasar Albeshaier, seorang pembeli dari Arab Saudi.

Albeshaier sangat tertarik dengan robot pemijat yang diproduksi oleh DOBOT, sebuah perusahaan robot kolaboratif terkemuka dunia yang berbasis di Shenzhen, salah satu pusat inovasi China.

Robot tersebut menawarkan pengunjung pijatan selama 15 menit di stan DOBOT, dan telah bekerja tanpa henti lantaran antrean panjang pengunjung yang ingin merasakan pijatan khas China, menurut Li Jiaxian, manajer merek di DOBOT.

Tahun ini, DOBOT juga menghadirkan robot pembuat kopi yang telah mencapai otomatisasi penuh dari pemesanan hingga pengambilan.

“Robot ini telah dipasang di berbagai pusat transportasi dan objek wisata di puluhan kota di China, dan telah digunakan secara luas di pasar internasional seperti Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa,” ujar Li Jiaxian.

“Rantai manufaktur China yang lengkap serta pesatnya perkembangan perangkat lunak pengendali algoritma telah memberikan dukungan kuat bagi pertumbuhan perusahaan kami, memungkinkan kami untuk mendapatkan pasokan berkualitas tinggi dan menciptakan produk yang dapat diiterasi dan dioptimalkan dengan cepat,” sebutnya.

Ledakan industri ini juga tercermin dalam data internasional. Sebuah laporan terbaru yang dirilis oleh Federasi Robotika Internasional (International Federation of Robotics), sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Frankfurt, menunjukkan bahwa China memiliki lebih dari 2 juta robot industri yang beroperasi per akhir 2024, menempati peringkat pertama secara global.

Robot-robot China, menurut laporan tersebut, menunjukkan prospek aplikasi yang luas di bidang-bidang seperti otomotif, elektronik, mesin logam, layanan rumah tangga, kedokteran, dan pendidikan, serta secara bertahap berpindah dari laboratorium ke lini produksi pabrik, dan kemudian menjangkau rumah-rumah masyarakat di negara-negara di seluruh dunia.

“Teknologi China telah berkembang pesat selama bertahun-tahun dan kini memasuki fase pertumbuhan yang cepat. China juga memiliki pasar aplikasi yang sangat luas bagi teknologi-teknologi ini untuk berkembang, yang turut mendorong kemajuan produk teknologi robot kami,” ujar Wang Xu, seorang manajer di CVTE.

Didirikan pada 2005 di Guangzhou, CVTE memulai bisnisnya dengan memproduksi mainboard untuk televisi dan kemudian beralih ke layar tampilan interaktif.
Tim penelitiannya telah mengumpulkan banyak pengalaman dalam pengembangan algoritma, yang memungkinkan perusahaan ini memanfaatkan peluang di industri robotika dengan cepat.

Menurut data yang dirilis dalam Konferensi Robot Dunia (World Robot Conference/WRC) di Beijing, industri robotika China menghasilkan pendapatan hampir 240 miliar yuan (1 yuan = Rp2.328) pada 2024, dan pada paruh pertama 2025, produksi robot industri di negara itu mencapai 370.000 unit. Industri robotika China jelas mencatatkan pertumbuhan yang kuat, baik dalam hal pendapatan maupun pengaplikasian.

Meski digunakan dalam manufaktur dan retail, robot-robot China juga menunjukkan potensi yang semakin besar dalam aplikasi medis. Selama pameran tersebut, stan Yuanhua Tech dipadati oleh pembeli internasional yang tertarik menyaksikan lengan robotik melakukan sayatan bedah presisi pada manekin, mengikuti perintah dari operator.

Li Aili, pendiri sekaligus chairman Yuanhua Tech, mengatakan bahwa produk robot bedah perusahaan itu telah melakukan ribuan operasi di rumah sakit di seluruh China Daratan dan Hong Kong.

“Robot bedah kami, dengan margin kesalahan kurang dari 0,5 milimeter, telah melakukan lebih dari 5.000 operasi klinis, dan telah memperoleh lisensi medis di Eropa, Asia Tenggara, dan Timur Tengah,” ungkapnya.

Ke depannya, dia mengatakan perusahaan tersebut berharap dapat memberikan manfaat bagi pasien di negara-negara lain melalui ekspor teknologi dan produk robotiknya, serta menunjukkan kekuatan manufaktur dan inovasi China (kepada dunia).